rss

Senin, 04 April 2011

GURU SERTIFIKASI VERSUS GURU SEJATI DALAM CETAK BIRU MASA DEPAN PENDIDIKAN. bag 2

Samsung Galaxy S 4G Android Phone (T-Mobile)
DIJUAL KLIK PADA GAMBAR
Kesalahan Orientasi dalam sertifikasi  
Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) pasal 8 dan 11 ayat 1, secara sah telah menyebutkan seorang guru yang diharapkan dalam mendidik adalah guru yang berprofesi di bidangnya serta memiliki kemampuan skill yang cukup. Oleh sebab itu, diadakannya penilaian portofolio untuk melihat sisi-sisi skill dan keahlian seorang guru untuk tujuan memasukkannya dalam kuota sertifikasi yang telah diatur secara prosedural. Kaitannya dengan hal ini ialah peningkatan kualitas guru dan kesejahteraan (tunjangan pemerintah).
Namun, yang perlu digaris bawahi, dalam banyak kasus di lapangan tidak jarang guru yang hanya berorientasi pada peningkatan kesejahteraan semata dan kurang begitu menghiraukan peningkatan mutu profesionalitasnya. Meskipun sebelum sertifikasi diadakan, guru-guru calon sertifikasi telah memperoleh materi diklat sertifikasi peningkatan mutu, tapi sejalan dengan berjalannya waktu, hal itu menjadi luntur dan tidak dapat mengaplikasikannya pada pendidikan yang dilaksanakannya.
Masalah profesionalis keguruan melalui sertifikasi selama ini masih dianggap oleh beberapa golongan pendidik yang berorientasi pada tunjangan finansial yang jelas-jelas lebih tinggi dari pada gaji pokok yang diterima dari instansinya. Hal ini menunjukkan adanya kesalahan orientasi yang harus diluruskan. Yakni, sebagian besar para pendidik hanya tertuju pada tunjangan finansial, padahal semestinya profesi dan mutu keguruannya juga lebih ditingkatkan, yakni menejement strategi pembelajaran lebih optimal yang dapat memberdayakan anak didik belajar aktif dan mengalir, baik itu dari metode mengajarnya, perhatiannya kepada anak didik, harapan ke depannya, bahkan dapat menjadikan anak didik yang paling susah diajarpun bisa belajar dengan baik dengan metode dan penerapan guru yang handal. Ironisnya, tidak jarang pendidik yang telah tersertifikasi memiliki menejement pengelolaan kelas masih sama seperti sebelum ia menjalani sertifikasi.
Hal semacam ini agaknya sulit dilaksanakan oleh semua guru, bahkan tidak jarang pula yang mengatakan tidak mungkin, lebih-lebih jika menangani kasus kenakalan siswa yang diluar batas. Mengambil istilah jawa “arek nek wes kadong nakal diapak-apakno yo pancet nakal”. Padahal dengan sertifikasi tentunya dengan keahlian mengajar dan mendidik labih bagus dari pada yang belum disertifikasi. Pada kenyataannya, masih banyak guru yang sudah mengemban sertifikasi tapi metode pengajaranya masih sama sebelum ia tersertifikasi. Dan hal yang terjadi adalah tingkat keberhasilan mengajar mendidiknya belum terdapat hasil yang signifikan. Ini dapat dilihat dari realita kehidupan anak didik yang belum mencerminkan sebagai pelajar yang teladan, namun masih memperlihatkan sosok brutal dan kesenjangan moral lainnya.
Kejadian semacam ini telah menunjukkan betapa belum berhasilnya para guru, khususnya guru sertifikasi dalam mendidik siswa. Bahkan ironisnya, para guru hanya cemberut dan tidak kuasa menangani siswa yang bermasalah seperti itu. Pada sisi ilmiahnya, pendidik semacam ini belum dapat dikatakan guru profesional meskipun sudah tersertifikasi. Hanyalah bualan semata, dan sangat cocok dengan isu-isu sebagian kalangan masyarakat yang mengatakan bahwa upaya pemerintah terhadap sertifikasi ini konon hanya akal-akalan semata untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Bukan mutu. Sangat naif bukan.
Padahal, lebih hakikinya guru ditugaskan untuk mendidik, mengajar, mengatasi masalah/ problem solving siswa, memotivasi, menginspirasi, mengarahkan, yang ini semua tidak hanya tertuju pada anak penurut tapi juga sangat besar peranannya kepada anak yang bandel sekalipun untuk dapat diharapkan luluh hatinya supaya senang belajar dengan giat demi memperbaiki nasib hidupnya dan masa depan. Tidak harus dengan kekerasan atau bahkan paksaan, melainkan dengan ketegasan dan suri tauladan yang baik, serta beberapa pendekatan terapan yang sekarang ini banyak dikembangkan para ahli yang dapat menjadikan anak didik menyukai, menganut dan memahami apa yang kita inginkan. Inilah tugas utama guru dan juga orang tua. Jika demikian yang terlaksana maka patut menyandang guru profesional.
Pandangan profesionalisme keguruan
Pentingnya seorang guru yang profesional dalam mendidik, bertujuan untuk mencetak keberhasilan atau kesuksesan masa depan anak, bahkan dalam aspek perkembangan budaya modern, tak hanya masa depan yang menjadi harapan, masa kinipun juga demikian halnya, artinya ketika seorang pelajar masih dalam menjalani proses belajar mampu untuk hidup mandiri dan bertanggung jawab atas permasalahan yang muncul dalam problematikanya. Dengan kata lain, meraih kesuksesan dari awal, karena pada dasarnya arti kesusksesan adalah “proses” bukan tujuan, jadi sukses di masa kini juga sukses di masa mendatang. Karena faktor kesuksesan di masa mendatang sangat dibantu pada faktor-faktor kesuksesan yang dijalani mulai saat ini.
Seorang pendidik yang profesional mampu untuk mengembangkan pola pembelajaran yang aktif revolutif, atinya selalu mengadakan inovasi dalam pengembangan pendidikan baik secara mikro maupun makro untuk menjawab tantangan zaman. Secara mikro artinya seorang pendidik mampu untuk mengedepankan siswa menjadi sosok kepribadian yang tangguh dan berani menatap masa depan serta memiliki usaha kuat untuk meraihnya, dengan kata lain membentuk siswa yang merencanakan visi dan misi dengan jelas, tidak menggantung yang tidak jelas. Sejauh ini, jarang sekali guru yang membimbing secara langsung pada siswa untuk menyusun serta merencanakan masa depan yang jelas (visi) yang sesuai dengan karakter dan kecondongan setiap pribadi siswa. Hal ini terbukti dengan seringnya dialami siswa ketika lulus sekolah, ia masih tidak berani mengambil langkah pasti untuk mengambil keputusan secara mandiri untuk menentukan dirinya mau ke mana, fakta yang ada pada kebanyakan siswa hanya bertopang dagu dan menunggu belas kasihan dari orang lain. Bukti lain pula, jika seorang siswa ditanya “setelah lulus SMA/SMK mau ke mana?” banyak yang menjawab belum tahu atau jawabannya masih ragu-ragu tidak pasti. Kecuali beberapa siswa yang berani menjawab “kerja, kuliah”. Tetapi itupun masih bersifat menggantung.
Begitu pula secara makro artinya seorang pendidik sangat ikut andil dalam pengembangan pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah secara umum yakni ikut memajukan dan membangun bangsa lebih dinamis dan berkualitas dari segi SDM, budaya, mencetak SDM yang mampu mengelola SDA dengan benar sesuai realita kehidupan.
Secara lebih jauh, konprehensif dan mendasar, guru profesional juga menyandang prediket guru sejati. Artinya guru yang membawakan pendidikannya akan selalu mencerminkan pola kehidupan khas sebagai cirinya yang ideal dan dikagumi anak didiknya. Pandangan ini didasarkan pada tugas guru yang secara hakiki amat mulia, oleh sebab itu ia dapat dipandang sebagai sosok yang ideal di mata anak didik dan orang tua siswa sekaligus masyarakat. Karena dengan mereka dapat menjadikan dinamika masyarakat lebih maju dan dinamis, serta menjadi pengungkit masa depan individual, sosiokultural dan bangsa yang menjanjikan.
Hal semacam ini memang sesuai dengan pandangan pendidik atau guru sejati. Guru sejati lebih menekankan pada hakikat anak didik yang berkembang ke arah perbaikan diri dan masa depan yang cemerlang (duniawi dan ukhrawi), dengan pola pembelajaran yang didasari jiwa keikhlasan dan kemandirian yang terpatri di dalam dirinya dengan kuat yang juga diterapkan pada semua anak didiknya. Akan tetapi, pada sisi aplikasinya, apakah berbeda antara guru profesional dengan guru sejati? Ataukah sama?, dan bagaimana keduanya membentuk masa depan pribadi, bangsa, terutama anak didiknya?.
Agama, sebanarnya telah memberikan garis tegas pada setiap guru atau pendidik bahwa ia adalah tokoh-tokoh mulia, sebagaimana yang terbukti pada zaman keemasan Islam, banyak guru-guru besar ilmu pengetahuan dalam berbagai bidangnya yang dapat dikatan mulia dan berwibawa. Bahkan, dalam hal ini Imam Al-Ghozali dalam kitabnya Ayyuhal Walad (Hai anak baca_kitab pendidikan; pen) menjelaskan bahwa “pendidik (guru) adalah profesi paling mulia karena tugas utama guru menjadi jembatan antara manusia dengan Tuhannya”. Dengan demikian tidak ada profesi lain yang semulia ini. Jika profesi lain yang lebih menguntungkan banyak, tetapi profesi yang paling mulia tidak ada kecuali guru profesional dan sejati, karena tanpa dia (guru sejati)  manusia akan belajar tanpa ada bimbingan yang jelas terarah. Lebih esensial lagi, yang selalu dikedepankan oleh seorang guru profesional dan sejati (meskipun pandangan ini pada umumnya dipandang hanya pada kategori guru sejati yang konon mereka adalah para ulama’ dan sufi) adalah nilai-nilai keikhlasan dan kesabaran yang terpatri pada jiwanya, di mana sistem pola kerjanya tidak pernah memburu nilai finansial atau berorientasi uang. Ini agaknya sedikit kontradiksi karena yang muncul pertanyaan “kalau tidak mengharapkan imbalan finansial nanti mau makan apa”, dan sebagainya. Mungkin inilah yang menjadi tantangan para guru di masa kini yang konon pernah disinggung oleh Rasulullah SAW bahwasannya menjadi seorang guru harus siap miskin. Begitulah kenyataannya.
Meskipun demikian yang menjadi tantangan guru, secara lebih simbolisitik menejement kerja seorang guru tidak layak turun karena alasan kurangnya kesejahteraan, namun mungkin ini juga yang menjadi salah satu faktor pemerintah (meskipun tidak dikaitkan secara khusus) mencanangkan guru sertifikasi untuk peningkatan mutu dan kesejahteraannya. Namun, pada sisi ini para guru seyogiyanya tidak salah orientasi utama pada finansial (financial oriented) melainkan berorientasi utama pada mutu (cualification oriented). Karena ini akan membawa dampak yang lebih besar dan manfaatnya lebih bisa dirasakan secara langsung dalam realita zaman dan tentunya oleh anak didik.
Orientasi guru profsional dan sejati
Perlunya seorang guru sejati dalam kehidupan ini, secara fitrah menjadi kebutuhan pada setiap anak didik atau insan-insan yang berkembang, karena setiap jiwa manusia pada dasarnya sangat menginginkan kebaikan dari seorang yang tulus yang menjadi teladan serta pembimbing dalam kehidupannya. Yakni guru yang benar-benar menjadi idola anak didik, yang mengajar mata pelajaran sesuai kurikulum, dapat memberikan pencerahan kepada mereka, memberi bimbingan mereka, menyiapkan masa depan mereka dengan sangat jelas. Tidak hanya menjadi gantungan yang tidak jelas.
Guru profesional yang sejati menyiapkan masa depan siswa dengan sangat jelas, ditambah dengan jiwa mulia dan suci yang ada dalam dirinya. Jiwa suci ini akan sangat membantu dalam proses pendidikan di mana nantinya dapat merambas serta mempengaruhi jiwa siswa menjadi pribadi siswa yang penuh keihlasan, kesabaran, kesucian, ketaatan, keuletan dan mandiri. Disamping itu juga, bagaimana menyiapkan bibit unggul yang sukses berproses menuju kesuksesan di masa depan dengan menanamkan mind-set usaha keras dan pintar, pantang menyerah, serta berani mengelola potensi dirinya dengan optimal. Dengan corak seperti ini, pendidikan yang dilaksanakan akan membuahkan hasil yang signifikan.

Menejement guru profesional dan sejati
Pembentukan guru profesional yang sejati, dibutuhkan aplikasi kesadaran yang mendalam dari setiap pendidik, yang kemudian direfleksikan dalam realita. Ia juga harus mampu memahami setiap karakter dan psikologi siswa secara umum dan terlebih secara khusus, dengan tujuan  melihat sosok siswa labih dekat untuk modal menyentuh kepribadiannya. Membimbingnya, menyuplainya dengan nilai-nilai moral dan pelajaran hidup, dan mengenal lebih dekat juga sangat penting dalam ranah pendidikan seperti ini.
Penelitian, pengembangan pendidikan secara terpadu dengan mengembangkan jiwa-jiwa orientalis idealis dan visioner seperti upaya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penggunaan metode terapan pendidikan yang dikembangkan secara ilmiah dan telah terbukti sangat membantu dunia pendidikan layaknya kontekstual learning (CTL), Quantum Teaching, learning, Hipno teaching dan learning, Hipno parenting, hipno for life dan beberapa metode yang serupa adalah beberapa aplikasi penerapan pengembangan pendidikan yang terus dikembangkan oleh para pemikir dan ahli.
Selain itu, seorang guru yang menjadi ideal, sosok guru yang menjadi figur di mata siswa tak hanya soal metode dan administrasi yang dipenuhi, akan tetapi yang tidak kalah penting adalah jiwa-jiwa mulia, penuh wibawa, santun, tegas dan ikhlas. Atau dengan ungkapan lain (seperti dalam menejement interpreneur sukses) selalu memiliki Nilai Tambah yang tidak di miliki orang lain dalam persaingan prestasi dan mengkalikan faktor tambah tersebut. Meminjam istilahnya Ongky Hojanto (penulis buku The Secret to be more succes) bahwa nilai tambah yang terpenting dalam hidup ini adalah track record anda atau catatan prestasi yang anda miliki. Yakni jika kita bisa terus melakukan yang terbaik dan menjaga reputasi sebagai orang yang kompeten serta bisa dipercaya, dapat dipastikan menjadi orang yang unggul dalam persaingan.
Nah, dengan menjadi guru yang memiliki karakter semacam ini akan dikenang sepanjang masa oleh anak didik bahkan oleh masyarakat dan bangsa (baca; guru teladan). Jadi, guru dikatakan sejati dan profesional ia akan selalu dikenang sangat berjasa pada diri siswa sepanjang masa.

0 comments:


Posting Komentar

SELAMAT DATANG

Salam semua pengunjung di blog kami. Blog ini khusus memuat artikel yang berbasis sains, psikologi, filsafat, tasawuf, agama dan pendidikan, serta kombinasi dari ketujuhnya. Dan semua disusun atas pemikiran pribadi dari beberapa sumber yang terpercaya dan patut untuk dirilis ulang serta dikembangkan untuk kemajuan bersama, dan dalam blog ini 90 % karya pribadi. Bagi teman-teman yang ingin berbagi tulisan artikel, yang bernafaskan basic di atas, bisa dikirimkan lewat e-mail ini tujuh.rahasia@gmail.com dan saya banyak mengucapkan terimakasih kepada anda... Cukup sekian, Akhir kata Selamat membaca...Sukses. Semoga bermanfaat
Alam Bertasbih Slideshow: Ahmad’s trip to Surabaya, Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Surabaya slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.


SUMBANGKAN DANA Rp 300 HANYA DENGAN KLIK IKLAN-IKLAN INI