IMPLEMENTASI TATA TERTIB MADRASAH DINIAH PENGARUHNYA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI

  penulis : ahmad fatahillah, S.Pd.I

   Implementasi tata tertib madrasah diniah secara teori memiliki peranan yang terkait dengan kedisiplinan belajar seorang santri. Hal ini karena dilihat dari aspek sistematis tata tertib yang memberikan berbagai macam dampak psikologis. Kondisi psikologis seseorang yang menerima tata tertib pada tahap awal akan merasa kurang beradaptasi dengan lingkungan baru itu. 

     Kondisi demikian pada dasarnya hanyalah karena adanya stimulasi baru yang berbeda dari biasa yang mana memerlukan pembiasaan sikap baru dalam menanganinya. Pada kondisi demikian, seseorang dituntut untuk mempertimbangkan matang-matang semua aspek tata tertib yang ada atau yang sedang diadaptasinya itu agar bisa menerima dan menyikapi tata tertib dengan suka rela tanpa ada paksaan dari pihak manapun. 

     Tata tertib dalam berbagai kehidupan seseorang yang terkait dalam seorang sosok pelajar, siswa ataupun santri memiliki arti dan tujuan tersendiri dalam hidupnya. Karena bagaimanapun tata tertib dalam kehidupannya adalah batu loncatan yang bisa diandalkan dalam menuju arah hidupnya, meskipun tata tertib ini bukan satu-satunya yang dibuat menuju hidupnya tetapi ia hanya salah satu faktor penyebab dari beberapa faktor lain yang tidak diperhitungkannya.

    Tata tertib dalam implementasinya pada seorang santri, secara teoritis memiliki peranan sentral dalam melatih agar terjadi kehidupan santri yang disiplin dalam berbagai aspeknya, terutama ketika di masa-masa mengemban amanat mencari ilmu dan juga tidak menutup kemungkinan tata tertib yang dilaksanakan itu adalah sebagai latihan hidup yang harus dijalani untuk perkembangan mentalnya agar tumbuh dewasa yang nantinya akan siap untuk menghadapi gelombang kehidupan yang penuh cobaan dan ujian. 

     Semangat seorang santri sering diperlukan untuk melakasanakan semua tata tertib, karena tanpa rasa semangat ini tata tertib yang dijalankannya kurang optimal dan sebagai dampaknya hasilnyapun kurang memuaskan. Jadi, selain diberlakukannya tata tertib santri juga diberi wawasan untuk tumbuh sadar dan suka rela melaksanakannya tanpa ada unsur paksa dari pihak manapun. Dengan demikian, maka kedisiplinan dapat terlakasana secara otomatis tanpa susah payah. 

    Secara lebih mendasar, tata tertib dalam implementasinya membentuk kedisiplinan yang diinginkan pada diri santri atau pelajar merupakan suatu upaya personal dan kelompok (dalam hal ini guru, karyawan, orang tua dan lingkungan) untuk bahu membahu dengan disertai unsur keikhlasan dalam menjalankannya. Karena apabila tidak demikian maka proses implementasi tata tertib di madrasah akan terhambat. 

     Pada jenjang berikutnya, sebuah kedisiplinan yang merupakan buah dari tata tertib itu akan membentuk pola pikir (mindset) santri untuk hidup dalam aturan yang dinamis, mengontrol dirinya, membatasi dan mencegah dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan dalam perkembanganya menjadi manusia yang berkualitas, karena bagaimanapun disinilah tujuan akhirnya, yaitu kualitas diri manusia dalam realita kehidupan yakni suatu pribadi yang menjadi sosok bermanfaat untuk segenap manusia yang lain, minimal mampu memberikan guna bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. 

  Akhirnya, kedisiplinan belajar merupakan sebuah awal dari tujuan pendidikan yang didalamnya diimplementasikan atau dilaksanakan tata tertib itu. Disinilah letak pengaruh yang erat kaitannya antara tata tertib yang diselenggarakan (implemetasi) di madrasah diniah dengan kedisiplinan seorang santri.